Miris! Seorang Taruna STIP Tewas Dianiaya Seniornya Hanya Gegara Baju Olahraga

Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Gidion Arif Setyawan, mengungkapkan bahwa insiden penganiayaan terjadi setelah para taruna menyelesaikan makan pagi dan melaksanakan olahraga jalan pagi. Tragedi tersebut bermula ketika Tegar Rafi Sanjaya (21 tahun) bersama tiga temannya, mempermasalahkan pakaian olahraga yang dipakai korban dan empat rekannya, yang menurut mereka tidak sopan.
"Ya itu kan yang tingkat 1 ini (korban) menurut persepsi senior salah, 'Kalian nggak boleh masuk kelas pakai baju olahraga, nggak sopan', terus 'ditindak'," kata Gidion, Senin (6/4/2024).
"Ini kan ada kegiatan jalan santai. Nah, kegiatan jalan santai--cerita korban lain nih--kegiatan jalan dilakukan setelah makan pagi. Karena mereka pakai baju olahraga mereka nggak bisa bawa roti, maka roti disimpan ke kelas," imbuhnya.
"Nah waktu ke kelas, waktu dibariskan kan masih sedikit. Nah, kemudian anak-anak ini ke kelasnya mau nyari temannya yang sembunyi, ketahuan sama kakak tingkatnya ini," tambahnya.
"Sebetulnya tidak mengincar. Tapi kan ada pertanyaan dari si pelaku, 'Siapa yang paling kuat?, kemudian korban jawab 'Saya yang paling kuat', karena si korban ini mungkin ketua kelompok tingkat 1, jadi dia yang menjawab," katanya.
"Dia nanya 'Siapa yang paling kuat' itu maksudnya fisiknya siapa yang paling kuat. Karena ada niat mau mukul, makanya dia tanya dulu siapa yang paling kuat," tambahnya.
Kronologi kejadian yang disampaikan menunjukkan bahwa sikap intoleransi dan tindakan berlebihan atas asumsi kesopanan menjadi pemicu utama terjadinya tindakan kekerasan. Fakta bahwa korban dan teman-temannya dibawa ke kamar mandi untuk dihukum atas dasar penilaian subjektif menunjukkan ketidakmatangan berpikir dan ketiadaan mekanisme penyelesaian konflik yang sehat di lingkungan STIP.
Pihak STIP sendiri juga telah mengeluarkan pernyataan bahwa mereka telah berkomitmen menghapuskan budaya kekerasan dan perpeloncoan dari lingkungan kampus.
"Tidak ada budaya perpeloncoan di kampus ini dan itu penyakit turun temurun yang sudah dihilangkan," kata Ketua STIP Ahmad Wahid, dilansir Antara, Sabtu (4/5).
"Budaya itu sudah kami hilangkan, itu murni 'person to person'," kata Wahid.
Ia juga menegaskan STIP akan berikan sanksi berat pada pelaku penganiayaan.
Tragedi yang menimpa Putu Satria Ananta Rustika merupakan pengingat keras bahwa pendidikan tidak hanya tentang pengajaran nilai akademik tetapi juga pembentukan karakter. Semoga kejadian ini menjadi titik balik untuk STIP dan institusi pendidikan lainnya dalam memperkuat fondasi keamanan, keberagaman, dan rasa hormat dalam komunitasnya, mengeliminasi segala bentuk kekerasan dan diskriminasi.
0 Dilihat
Baca juga
0 Response to "Miris! Seorang Taruna STIP Tewas Dianiaya Seniornya Hanya Gegara Baju Olahraga"
Posting Komentar