Teriakan Terakhir PSK di Kuta yang Digorok-Mayat Dimasukkan Koper

Kegelapan malam dipecah oleh suara memilukan seorang pekerja seks komersial (PSK) berbasis aplikasi MiChat berinisial RA yang terakhir kali terdengar sekitar pukul 02.30 Wita. Saksi mata, Putu Agus Arya, mengungkapkan bagaimana dia terbangun oleh suara tersebut dan menyaksikan kejadian setelahnya yang penuh dengan kepanikan dan kekacauan.
Arya melihat Amrin tergesa-gesa keluar dari kamar kos sambil membawa koper besar berwarna hitam, pakaian Amrin penuh bercak darah, mencerminkan tindakan brutal yang baru saja dia lakukan.
Ia bersama temannya kemudian memeriksa kondisi tangga dan lantai, yang juga dipenuhi oleh bercak darah, sebuah petunjuk jelas terjadinya pembunuhan yang amat tragis.
Dalam beberapa jam setelah insiden itu, Amrin menyerahkan diri ke polisi setelah disarankan oleh kakaknya. Tindakan penyerahan diri ini membuka jalan bagi polisi untuk melakukan investigasi lebih lanjut.
Tim opsnal Polsek Kuta langsung bergerak melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan keterangan dari saksi mata dan bukti yang ditemukan di tempat kejadian perkara.
"Saksi di lokasi yang kami mintai keterangan memberikan jawaban kalau Jumat dini hari ada keributan, benda jatuh, dan bercak darah," kata Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi, Jumat malam.
Investigasi awal menunjukkan bahwa pembunuhan tragis ini bermula dari sengketa tarif layanan. Amrin, dalam pengakuannya, menyebut bahwa percekcokan terjadi setelah RA menaikkan tarif menjadi Rp 1 juta dari kesepakatan awal Rp 500 ribu. Situasi memanas saat RA mengancam akan memanggil pacar dan teman-temannya jika Amrin tidak membayar tarif yang diminta. Dipicu oleh emosi, pria asal Tapanuli Selatan itu melakukan tindakan yang tidak termaafkan tersebut.
"Korban meminta bayaran lebih, namun pelaku tidak mau," kata Sukadi.
0 Dilihat
Baca juga
0 Response to "Teriakan Terakhir PSK di Kuta yang Digorok-Mayat Dimasukkan Koper"
Posting Komentar